Tahan Napas untuk Kurangi Rasa Sakit Saat Disuntik

Selasa, 26 Mei 2015 - 09:42 WIB
Tahan Napas untuk Kurangi...
Tahan Napas untuk Kurangi Rasa Sakit Saat Disuntik
A A A
Jika takut akan rasa sakit saat harus disuntik oleh dokter, coba tahan napas. Cara ini disinyalir dapat menangani rasa sakit saat jarum ditusukkan pada tubuh. Jarum suntik menjadi sesuatu yang mengerikan bagi sebagian orang saat berobat ke dokter.

Kebanyakan pasien akan gemetar dan ketakutan saat melihat jarum. Namun, rasa takut tidak bisa membuat seseorang menghindar dari suntikan yang merupakan syarat pengobatan. Peneliti asal Spanyol, seperti yang dikutip dari situs DailyMail, percaya bahwa ada cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menangani rasa sakit saat jarum disuntikkan pada tubuh, yakni dengan cara menahan napas.

Bernapas panjang dan dalam dapat memicu otak untuk meredam sistem saraf dan membuat seseorang menjadi kurang sensitif terhadap rasa sakit. New Scientists melaporkan, ketika seseorang stres, tekanan darah mereka akan meningkatkan bahan bakar ke otak atau anggota tubuh yang akan disuntik.

Tubuh memiliki cara alami untuk membawa tekanan darah kembali turun. Saat menahan napas, sensor tekanan pada pembuluh darah di paru-paru mengirim sinyal ke otak, memberi pesan untuk mengurangi tekanan. Sinyal-sinyal ini menyebabkan otak untuk meredam sistem saraf, membuat orang kurang sensitif terhadap rasa sakit.

Ini bisa juga menjelaskan mengapa orang-orang dengan tekanan darah tinggi memiliki ambang nyeri yang lebih tinggi. Dr Gustavo Reyes del Paso, dari University of Jaén, Spanyol, ingin mengetahui apakah menahan napas bisa membuat seseorang kurang sensitif terhadap rasa sakit. Dia menggencet kuku dari 38 orang selama lima detik, sementara mereka menahan napas.

Kemudian, dia mengulangi tes sementara objek mencoba napas perlahan-lahan. Dia menemukan kedua teknik tersebut dapat mengganggu mereka karena rasa sakit. Namun, mereka melaporkan sakit berkurang ketika mereka menahan napas daripada ketika mereka bernapas perlahan-lahan.

Pada skala satu sampai sepuluh, rasa sakit yang dialami oleh relawan turun setengah poin, dari 5,5 menjadi 5 ketika mereka menahan napas. Dr Reyes del Paso percaya, menahan napas mungkin respon alami ketika seseorang tahu akan merasakan sakit.

Namun, dia mengatakan ini tidak akan bekerja untuk cedera yang tak terduga, seperti jari kaki yang tertusuk jarum atau peniti. Agar efeknya bekerja, orang harus mulai menahan napas sebelum rasa sakit terjadi. Itulah mengapa cara ini akan berhasil jika seseorang mengantisipasi rasa sakit terhadap jarum suntikan. Namun, beberapa ahli mengkritik temuan ini.

“Cara ini memungkinkan untuk melatih orang sakit kritis, seperti sesaat akan melahirkan, untuk mengontrol rasa sakit mereka dengan menahan napas,” ungkap Dr Richard Chapman dari University of Utah kepada jurnalis New Scientist . Dr Richard menambahkan, menahan napas juga dapat membuat otot-otot menjadi tegang yang mungkin membuat beberapa kondisi semakin buruk.

Sementara Dr Anne Murphy, dari Georgia State University, mengatakan penurunan nyeri ini sangat kecil. “Efeknya mungkin signifikan, tapi saya ingin dampak yang lebih besar untuk penggunaan klinis,” imbuh Dr Anne Murphy. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Pain Medicine .

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0632 seconds (0.1#10.140)